Kakao dan Pertanian

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan Indonesia. Kakao menjadi penyumbang devisa negara terbesar ketiga setelah karet dan minyak sawit. Jumlah devisa yang telah disumbang oleh kakao tidak main-main, yaitu sebesar USD 1.053.446.947 menurut data Kemenperin pada tahun 2013. Berdasarkan data dari Badan Pangan Dunia pada tahun 2019, Indonesia sendiri menempati posisi nomor tiga sebagai penghasil kakao terbesar setelah Pantai Gading dan Ghana. Selain memberikan sumbangan devisa bagi negara, kakao juga memiliki peranan penting dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri bagi masyarakat Indonesia. Peran kakao bagi perekonomian Indonesia sangat besar sehingga industri kakao banyak dikembangkan di Indonesia.

Di Indonesia, 99% kakao yang dihasilkan berasal dari perkebunan besar rakyat, termasuk UKM di daerah. Kakao curah banyak ditanam di daerah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Sedangkan untuk jenis kakao mulia (Criollo) banyak ditanam di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Varietas kakao di dunia dapa dibagi menjadi 3 yaitu criollo, forastero, dan trinitario yang merupakan hasil persilangan antara jenis Forastero dan Criollo.

Pertanian kakao tidak bisa dilakukan di sembarang tempat. Wilayah yang baik untuk pertumbuhan kakao berada pada ketinggian 200-700 mdpl dengan suhu ideal tanaman kakao yaitu 30-32oC dan pH terbaik untuk tanaman kakao berkisar antara 6-7,5. Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman kakao, perlu diberi naungan, karena habitat asilnya yaitu pda daerah dengan kelembaban udara tinggi, suhu udara tinggi dan penyinaran matahari yang teduh. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan dan pemilihan anaman naungan yang tepat agar tanaman kakao mempunyai produktivitas yang tinggi. Pohon naungan yang cocok untuk kakao adalah  pohon lamtoro.

Kakao mulai berbuah pada usia 9 bulan sejak ditanam. Setelah mengalami masa pembungaan, buah kakao akan mengalami perkembangan. Buah  kakao yang masih muda umumnya berwarna hijau, namun untuk beberapa varietas tertentu warnanya adalah merah. Sementara itu ketika buah kakao sudah masuk massa pematangan, maka warnanya akan berubah menjadi kekuning-kuningan. Di dalam buah kakao terdapat biji kakao yang berkumpul dan dilapisi pulp yang dapat di makan. Rasa dari pulp tersebut adalah manis dan sedikit asam. Biji kakao tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam olahan cokelat.

Salah satu pohon kakao yang dibudidayakan di Desa Nglanggeran

 

Tagged , , , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

× Chat via Whatsapp