Halo Sobat Cokelat!
Kenalin, aku Tobyas, mahasiswa Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada yang sekarang tengah kerja praktik di Griya Cokelat Nglanggeran. Selama kerja praktik ini, aku bukan cuma belajar membuat berbagai produk olahan cokelat, tapi juga sampai ke si sumber makanan yang khas akan rasanya yang pahit-manis ini, yakni ke kebun buah kakao. Pengolahan cokelat di Desa Nglanggeran memang lengkap, dari hulu hinggai hilir dan sekarang aku mau cerita pengalamanku ke hulu pengolahan cokelat.
Aku dan teman-teman berkesempatan mengunjungi beberapa kebun kakao di Desa Nglanggeran, salah satunya adalah kebun Pak Samidi. Kunjungan ini kami tujukan untuk melihat secara langsung proses budidaya kakao di sini. Pak Samidi terbilang sudah cukup lama menanam kakao, sejak tahun 80-an! Bahkan masih ada beberapa yang masih hidup dan berbuah hingga sekarang. Pohon kakao ini memang termasuk tanaman tahunan yang bisa hidup lama dan dapat terus berbuah dan dipanen sepanjang tahun.
Kami bertemu dengan Pak Samidi di kebunnya yang berada di Dusun Nglanggeran Kulon. Beliau banyak mengajari kami mengenai proses menanam buah kakao. Pak Samidi menjelaskan mulai dari penyiapan lahan, yakni pembuatan lubang tanam. Langkah selanjutnya adalah pembibitan. Fun fact: biji kakao yang bagus untuk dijadikan bibit tanaman baru adalah biji yang ada di bagian tengah buah! Pembibitan biasanya dilakukan sembari menunggu musim hujan datang karena saat awal musim hujanlah waktu yang pas untuk memindahkan bibit ke lubang tanam di lahan.
Tanaman kakao mulai berbuah ketika menginjak umur 1,5-2 tahun dan setelah itu pohon kakao bisa rutin dipanen hampir setiap minggu. Kalau kamu mau tau kapan buaha kakao saip dipanen ada satu gampang, lihatlah buah kakao yang sudah menguning.Ada yang perlu diperhatikkan ketika memanen buah kakao, buah harus dipotong mendekati buah dan tidak merusak batang agar titik tumbuh buah yang dipanen tersebut masih bisa produktif menghasilkan buah lagi.
Oh iya, di kebun Pak Samidi kami langsung mencicipi buah kakao langsung! Ini pun menjadi kali pertama makan buah kakao langsung. Pak Samidi mengambil beberapa buah yang sudah masak, lalu dipecah. Cara memecah buah kakao dengan benda tumpul atau bisa juga dilakukan dengan saling menumbukan kedua buah. Rasanya bukan seperti cokelat ternyata, lebih ke arah asam-manis, untuk kamu yang belum pernah harus banget coba makan buah kakao langsung dari pohonnya.
Begitulah sekilas pengalaman main ke kebun kakao, kami belajar banyak dari Pak Samidi. Sangat menarik untuk bisa lihat secara langsung bahkan memakan langsung buah kakao, tapi ternyata rasa buahnya belum kayak cokelat hehe. Buah kakao memang satu hasil pertanian yang sangat menjanjikan, ada berbagai olahan yang bisa dibuat dari kakao yang digemari banyak orang dengan segudang manfaat. Sekian dari Tobyas, sampai ketemu lagi ✌.